Pikir Positif Ubah Pesimisme
Oleh
: Santa Claudia Sibarani
Dewasa
ini banyak sekali masalah-masalah yang muncul dan bahkan tak kunjung selesai.
Banyak orang yang dibuat menjadi pribadi yang pesismis oleh keadaan lingkungan
sekitarnya daripada mencoba menjadi pribadi optimis dan memulai untuk mencoba
mencari jalan keluar untuk berbagai problematika kehidupan.
Fenomena
seperti ini cukup berkembang di Indonesia. Realitas masyarakat yang pada
umumnya pasif terhadap kebijakan pemerintah akan cenderung pesimis terhadap
masalah-masalah yang terjadi dalam pemerintahan. Orang-orang pesimis terkadang
hanya akan memblokir pikirannya dari pada bertindak aktif memecahkan masalah.
Setiap
pribadi pada umumnya memilih untuk tetap berada dalam status quo dibandingkan
mencoba mencari jawaban-jawaban semua persoalan kehidupan. Mereka kebanyakan
merasa hanya duduk di zona aman dan cenderung tidak mau mengubah posisi tempat
mereka duduk ke tempat yang lebih baik lagi, sehingga pada akhirnya zona aman
mereka bisa menjelma menjadi neraka mereka sendiri.
Hal
yang menarik adalah kita banyak sekali menemukan pribadi-pribadi yang memiliki
mental pesimis. Entah itu orang tua, dosen, saudara, sahabat ataupun bahkan
pemimpin kita. Tak jarang dari mereka yang lalu menggeleng-gelengkan kepalanya
dan berkata, “Tidak mungkin hal itu bisa Anda lakukan!”
Perkataan
itu tentu menyakitkan bagi sebagian orang yang mencoba untuk menanamkan sikap
optimis dalam kehidupan mereka. Tak jarang juga dari kita yang lalu menguburkan
impian dan niat kita karena rasa kurang percaya diri dan pengaruh orang-orang
di sekitar kita yang pada titik tertentu tidak dapat memberikan motivasi dan
stimulus yang cukup dan bahkan lebih memukul mundur usaha kita dengan
kepesimisan mereka.
Yang
menyebabkan pribadi memiliki mental pesimis adalah hasil dari proses
sosialisasi itu sendiri. Faktor budaya juga dapat menyebabkan seseorang
memiliki mental pesimis. Praktek ini bisa terjadi ketika Anda memiliki budaya
yang memerintahkan Anda untuk menghormati orang tua. Dan orang tua Anda sendiri
adalah orang yang sangat otoriter yang bisa dibilang skeptis terhadap semua
proses perubahan.
Tentu
saja jika sikap otoriter orang tua mengambil andil yang cukup besar dalam
kehidupan Anda sehingga membuat Anda tidak dapat mengutarakan ide-ide kreatif
dan kritis dan cenderung untuk menerima apa saja yang sudah ada dan tidak
memiliki kemampuan untuk berinovasi. Praktek seperti ini membuat banyak sekali
pribadi yang memiliki mental pesismis.
Hal-hal
yang harus kita semua reparasi adalah mindset atau cara berpikir kita.
Cara berpikir yang baik untuk menekan mental kepesimisan seseorang adalah
dengan terus berpikiran positif. Konteks berpikiran positif ini bukan hanya
kepada diri sendiri tetapi terhadap orang lain dan berbagai permasalahan yang ada.
Dengan
berpikiran positif, kita dapat memancarkan energi positif pula. Maksudnya di
sini adalah ketika kita berpikiran positif tentang semua hal di depan kita,
kita dapat pula berkata-kata positif sehingga orang-orang di sekitar kita juga
turut mendengar hal-hal positif. Energi positif yang kita miliki dapat membuat
pikiran kita sendiri terbuka sehingga kita dapat menyelesaikan segala
problematika kehidupan yang ada, daripada memilih untuk berada pada zona aman
dan selalu menghindari masalah.
Di
luar sana tentu masih banyak orang yang pesimis terhadap dirinya dan orang
lain. Tetapi kita dapat mengubah mental pesimis kita dengan selalu mencoba
melihat segala hal dengan pikiran yang positif. Pribadi yang memiliki mental
pesimis lebih cenderung menghindari masalah sedangkan pribadi optimis akan
selalu menginterpretasikan suatu masalah dengan keinginan untuk memecahkan
secara konkret sampai ke akar-akarnya. Berpikir positif dapat membantu kita
menjadi optimis dan setelah dipraktekkan tentu saja kita dapat melihat
koherensinya.
Nama : Santa
Claudia Sibarani
Kelas : XII
IPA 4
Nomor : 22