Pages

Minggu, 31 Maret 2013

essay



Pikir Positif Ubah Pesimisme
Oleh : Santa Claudia Sibarani

Dewasa ini banyak sekali masalah-masalah yang muncul dan bahkan tak kunjung selesai. Banyak orang yang dibuat menjadi pribadi yang pesismis oleh keadaan lingkungan sekitarnya daripada mencoba menjadi pribadi optimis dan memulai untuk mencoba mencari jalan keluar untuk berbagai problematika kehidupan.
Fenomena seperti ini cukup berkembang di Indonesia. Realitas masyarakat yang pada umumnya pasif terhadap kebijakan pemerintah akan cenderung pesimis terhadap masalah-masalah yang terjadi dalam pemerintahan. Orang-orang pesimis terkadang hanya akan memblokir pikirannya dari pada bertindak aktif memecahkan masalah.
Setiap pribadi pada umumnya memilih untuk tetap berada dalam status quo dibandingkan mencoba mencari jawaban-jawaban semua persoalan kehidupan. Mereka kebanyakan merasa hanya duduk di zona aman dan cenderung tidak mau mengubah posisi tempat mereka duduk ke tempat yang lebih baik lagi, sehingga pada akhirnya zona aman mereka bisa menjelma menjadi neraka mereka sendiri.
Hal yang menarik adalah kita banyak sekali menemukan pribadi-pribadi yang memiliki mental pesimis. Entah itu orang tua, dosen, saudara, sahabat ataupun bahkan pemimpin kita. Tak jarang dari mereka yang lalu menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak mungkin hal itu bisa Anda lakukan!”
Perkataan itu tentu menyakitkan bagi sebagian orang yang mencoba untuk menanamkan sikap optimis dalam kehidupan mereka. Tak jarang juga dari kita yang lalu menguburkan impian dan niat kita karena rasa kurang percaya diri dan pengaruh orang-orang di sekitar kita yang pada titik tertentu tidak dapat memberikan motivasi dan stimulus yang cukup dan bahkan lebih memukul mundur usaha kita dengan kepesimisan mereka.
Yang menyebabkan pribadi memiliki mental pesimis adalah hasil dari proses sosialisasi itu sendiri. Faktor budaya juga dapat menyebabkan seseorang memiliki mental pesimis. Praktek ini bisa terjadi ketika Anda memiliki budaya yang memerintahkan Anda untuk menghormati orang tua. Dan orang tua Anda sendiri adalah orang yang sangat otoriter yang bisa dibilang skeptis terhadap semua proses perubahan.
Tentu saja jika sikap otoriter orang tua mengambil andil yang cukup besar dalam kehidupan Anda sehingga membuat Anda tidak dapat mengutarakan ide-ide kreatif dan kritis dan cenderung untuk menerima apa saja yang sudah ada dan tidak memiliki kemampuan untuk berinovasi. Praktek seperti ini membuat banyak sekali pribadi yang memiliki mental pesismis.
Hal-hal yang harus kita semua reparasi adalah mindset atau cara berpikir kita. Cara berpikir yang baik untuk menekan mental kepesimisan seseorang adalah dengan terus berpikiran positif. Konteks berpikiran positif ini bukan hanya kepada diri sendiri tetapi terhadap orang lain dan berbagai permasalahan yang ada.
Dengan berpikiran positif, kita dapat memancarkan energi positif pula. Maksudnya di sini adalah ketika kita berpikiran positif tentang semua hal di depan kita, kita dapat pula berkata-kata positif sehingga orang-orang di sekitar kita juga turut mendengar hal-hal positif. Energi positif yang kita miliki dapat membuat pikiran kita sendiri terbuka sehingga kita dapat menyelesaikan segala problematika kehidupan yang ada, daripada memilih untuk berada pada zona aman dan selalu menghindari masalah.
Di luar sana tentu masih banyak orang yang pesimis terhadap dirinya dan orang lain. Tetapi kita dapat mengubah mental pesimis kita dengan selalu mencoba melihat segala hal dengan pikiran yang positif. Pribadi yang memiliki mental pesimis lebih cenderung menghindari masalah sedangkan pribadi optimis akan selalu menginterpretasikan suatu masalah dengan keinginan untuk memecahkan secara konkret sampai ke akar-akarnya. Berpikir positif dapat membantu kita menjadi optimis dan setelah dipraktekkan tentu saja kita dapat melihat koherensinya.

Nama   : Santa Claudia Sibarani
Kelas   : XII IPA 4
Nomor : 22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar