Oleh Mike Wall | SPACE.com
Galaksi
Bima Sakti, tempat Bumi berada, mungkin sebenarnya hanya setengah
besarnya dari yang diperkirakan saat ini, tutur para ilmuwan.
Bintang
di ujung Bima Sakti, antara 260.000 dan 490.000 tahun cahaya dari pusat
galaksi, secara mengejutkan bergerak perlahan di orbitnya, menurut
bukti yang ditemukan peneliti. Massa galaksi dan kecepatan bintang
saling terkait, sehingga hasilnya itu dapat memiliki implikasi besar.
"Karena
kecepatan ini sangat rendah, massa galaksi kita mungkin jauh lebih
rendah dari yang kita perkirakan," tutur peneliti utama Alis Deason dari
University of California, Santa Cruz, kepada wartawan pada Rabu (9
Januari) dalam pertemuan Society American Astronomical yang ke-221 di
Long Beach, California.
"Jika menyimpulkan sifat dari
bintang-bintang yang kita anggap wajar, maka kita menemukan massa Bima
Sakti mungkin besarnya hanya setengah dari yang saat ini kita yakini,"
tambah Deason, yang melakukan penelitian ini saat berada di University
of Cambridge, Inggris.
Bima Sakti terdiri dari tiga bagian utama: tonjolan pusat, piringan yang relatif datar dan lingkaran yang mengelilinginya.
Deason
dan timnya melihat ke luar lingkaran Bima Sakti, yang jauh melebihi
100.000 tahun cahaya lebar piringan galaksi tersebut. Mereka mengukur
kecepatan radial dari sampel lingkaran cahaya bintang menggunakan dua
instrumen yang berbeda: teleskop European Southern Observatory 8,2 meter
di Chili dan 4,2 meter William Herschel Observatory di Spanyol.
Mereka
menemukan bahwa dispersi, atau penyebaran, dari kecepatan lingkaran
cahaya bintang adalah sekitar setengah yang terlihat untuk bintang yang
lebih dekat ke pusat galaksi.
"Kami cukup terkejut ketika menemukan hal ini," kata Deason.
Dengan
menggunakan informasi ini, tim menghitung bahwa massa total dari Bima
Sakti dari jarak ekstrem tersebut mungkin antara 500 miliar dan 1
triliun kali dari matahari — jauh lebih rendah dari perkiraan saat ini,
tutur Deason.
Namun penelitian terbaru ini belum tentu merupakan kesimpulan akhir massa Bima Sakti, yang tidak dipahami dengan baik.
"Masalahnya
adalah, kami benar-benar berada di wilayah yang tidak diketahui," kata
Deason. "Kami mengasumsikan sifat bintang-bintang itu sama dengan yang
berada di bagian dalam galaksi. Dan ini adalah sesuatu yang benar-benar
perlu diverifikasi, apa yang kami asumsikan, dalam hal profil kerapatan
mereka dan juga seperti apa orbitnya. "
Penelitian di masa depan
dengan informasi ini bisa membantu astronom memetakan distribusi massa
di seluruh Bima Sakti, tutur Deason, berpotensi muluruhkan cahaya pada
materi gelap yang misterius yang diperkirakan membentuk lebih dari 80
persen dari semua benda di alam semesta.
"Saya pikir kami akan
mampu menggunakan pengukuran seperti ini tidak hanya untuk menjelaskan
apa itu massa total, tapi juga jika distribusi materi gelap merupakan
seperti yang kami perkirakan," katanya. "Saat ini, kami belum
mengetahuinya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar