Pages

Kamis, 17 Januari 2013

"Si Cepot" Dirawat


brilliant awal/gm    
DALANG kondang Asep Sunandar Sunarya dirawat di RS. Borromeus Bandung akibat penggumpalan darah di jantungnya, Selasa (15/1).
H. DJUANDA (GM) - Akibat penggumpalan di saluran darah yang mengarah pada perut dan jantung, dalang kondang Asep Sunandar Sunarya harus dirawat di RS Borromeus Bandung sejak Sabtu (12/1) lalu. Sebelumnya, "Si Cepot" juga sempat dirawat selama empat hari di RS Al Ihsan Kab. Bandung pada 26 Desember tahun lalu.

"Kalau bernapas sakit, nyeri seperti ada bisul," ujar Asep yang dirawat di Gedung Yosef RS Borromeus.

Diungkapkan Nenih Hayati, istrinya, penyakit yang diderita Asep telah dirasakan sejak pertengahan tahun lalu. Asep sempat drop akibat kelelahan setelah pada Juni-Juli 2012 hampir setiap hari mendalang di berbagai daerah.

Setelah diperiksa, ternyata ada gumpalan darah di jantung. Pada Oktober lalu, Asep juga sempat akan dioperasi di sebuah rumah sakit di Jakarta. Namun urung dilakukan karena dikhawatirkan bisa berbuntut stroke. "Waktu itu Pak Asep sudah masuk ruang operasi, sudah dibius, pokoknya sudah siap dioperasi. Ternyata dibatalkan oleh dokter. Karena setelah empat dokter berdiskusi, penggumpalan darahnya berada di bilik jantung, bukan di serambi jantung. Dikhawatirkan bisa menyebabkan stroke jika dioperasi," ujar Nenih.

Sedangkan untuk operasi sendiri, kondisi Asep belum memungkinkan. "Kondisinya tidak memungkinkan. Jadi untuk penggumpalan darah di jantung, pengobatannya hanya rawat jalan," tuturnya.

Nenih menambahkan, saat ini suaminya juga sudah diperbolehkan pulang. Namun keluarga tetap merawatnya di RS Borromeus agar bisa pola makannya bisa lebih diperhatikan.

"Kalau di rumah Pak Asep susah makan. Jadi lebih baik dirawat di rumah sakit dulu. Setidaknya terbantu dengan infus," jelasnya.

Nenih sebenarnya sempat meminta Asep beristirahat mendalang. Namun permintaan tersebut belum bisa dipenuhi. Bahkan Asep masih sempat mendalang di beberapa kota dan terakhir di acara Helarwayang di Lapangan Gasibu pada pertengahan Desember lalu.

"Pak Asep selalu memikirkan nayaga (para pemain gamelan, red) dan penggemarnya. Katanya kasihan kalau berhenti. Nayaga mau makan apa? Penggemar juga akan kehilangan," ujar Nenih.

Akibat rokok

Sementara itu, Asep mengakui, salah satu penyebab penyakit yang dideritanya adalah kebiasaan merokok. Ia mengaku tidak bisa menghitung berapa batang rokok yang diisapnya setiap hari.

"Kalau mendalang tidak merokok, asa hilang inspirasi. Susah dihitunglah rokoknya," katanya.

Namun Asep mengaku telah berhenti merokok sejak bulan lalu. "Sekarang seperti benci melihat rokok," katanya.

Asep juga berharap dalang-dalang muda bisa menjadi lebih baik darinya. Dalang harus bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

"Tiada hari tanpa membaca. Dalang harus bisa mengikuti perkembangan zaman, harus tahu segalanya. Karena penonton juga memiliki pengetahuan yang berkembang. Jadi bukan wayangnya yang tenggelam, tetapi apresiasi masyarakat yang semakin berkembang," tuturnya seraya menambahkan, jika bisa, dalang juga harus sarjana.
(B.98)**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar